Saeful Pengrajin Srabut Klapa Asal Kedungreja Butuh Perhatian Pemerintah

    Saeful Pengrajin Srabut Klapa Asal Kedungreja Butuh Perhatian Pemerintah

    Cilacap-sebagian orang melihat dan memperlakukan sabut kelapa tentu berbeda, Sebagian mungkin melihatnya sebagai sampah, sebagian menilainya cocok untuk kayu bakar.

    Namun hal itu tidak berlaku bagi Saeful Anwar 41. Di tangan warga Dusun Bangun Sari Rt 02/05 Desa Jatisari , Kecamatan Kedungreja ini, sabut kelapa disulap menjadi produk kerajinan tangan bernilai tinggi.

    Sebuah rumah di Dusun Bangun Sari Desa Jatisari, nampak tumpukan  sabut kelapa menggunung. Beberapa di antaranya terlihat sudah dianyam dengan kawat. Namun banyak juga yang terlihat masih teronggok dengan bentuk aslinya.

    Dua orang pria, terlihat sibuk di belakang sebuah meja kayu. Keduanya terlihat menyusun dan menganyam sabut-sabut kelapa menjadi sejumlah produk kerajinan berharga. Di antaranya, pot bunga, sapu, bahan mediasi pupuk organik dan kerajinan tangan lainnya. ”Ini mau dibentuk jadi sapu juga keranjang, ” terang Saeful, pemilik usaha ini.

    Saeful, menyebut sudah setahun setengah menjadi perajin pot bunga dan kerajinan lain berbahan sabut kelapa ini. Ide membuat kerajinan ini, disebutnya datang saat ia melihat banyak sabut kelapa kering tak termanfaatkan dengan baik. Nah saya awalnya mencoba-coba buat kreasi lain, ternyata jadi juga, dan banyak peminatnya, ” lanjutnya.

    Di rumah yang sekaligus bengkelnya ini, setiap harinya ia menyulap timbunan sabut kelapa kering yang telah dipisah dari kulit luarnya, menjadi berbagai macam kerajinan bernilai ekonomi.

    Sabut-sabut ini dirangkainya dengan kawat hingga membentuk pot kecil hingga pot bunga yang menarik dan indah. 

    ”Tidak indah saja, pot-pot ini juga banyak fungsinya, apalagi buat kolektor-kolektor bunga dan tanaman merambat, kan bagus, ” tambahnya.

    Dibantu  istri  dan Anak, juga 4 karyawanya, dalam sehari Saeful mampu menghasilkan 300 sapu berbahan sabut kelapa untuk pot dan mediasi tanaman rambat sekitar 20 berbahan sabut kelapa setiap harinya.

    Produk-produk ini, ia jual dengan harga yang bervariasi, tergantung ukuran. ”Paling murah Rp 10000, Rp 50000, ” jelasnya.

    Kendati terhitung baru, produk pot bunga buatannya ternyata sudah sampai merambah pasar dijawa, seperti jawabarat, jawa timur, jawatengah, Jakarta, depok dan beberapa wilayah lain di Indonesia. ”selain juga dikirim ke beberapa pedagang pasar, ” pungkasnya.

    Saeful berharap usaha UMKM miliknya ada perhatian dari pemerintah kabupaten Cilacap atau pemerintah pusat, terutama  untuk bantuan alat, karena selama ini pihaknya hanya menggunakan alat seadanya, mungkin kalo ada bantuan alat yang lebih canggih bisa lebih banyak menghasilkan kerajinan dari srabut klapa dan mampu melayani permintaan pasar.

    U pot ukuran kecil 10 rb            Sedeng          20 rb            Besar.             50 rb

    U Turus/ rambatan1 MTR = 15 RB70 cm.  = 13 RB50 cm.   = 8 rb.

    Cilacap Jawatwngah Umkm Srabutkelapa Kerajinan Wirausaha
    Totong Setiyadi

    Totong Setiyadi

    Artikel Sebelumnya

    Jum'at Sehat, Tingkatkan Kualitas Kerja...

    Artikel Berikutnya

    Dharma Wanita Persatuan Lapas Pasir Putih...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    Hendri Kampai: Indonesia Hanya Butuh Pemimpin Jujur yang Berani
    Lapas Besi Latih Napiter, Persiapkan Diri Sebelum Kembali Ke Masyarakat
    Apel Pagi Pegawai Lapas Permisan: Pandu Setiawan Terima Penghargaan Pegawai Teladan
    Pegawai Teladan bulan November : Kalapas Permisan Berikan Apresiasi Kinerja

    Ikuti Kami